Jumat, 26 Juli 2013

Bermain Musik (kata pengantar) - Studi Palamarta

Bermain Musik

Kata Pengantar

             Sejatinya seluruh makhluk yang diciptakan tuhan di alam semesta ini adalah sebuah karya seni yang setiap jenisnya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing dalam menjalankan perannya. Begitu pun manusia sebagai makhluk tuhan yang paling sempurna yang mampu mengembangkan kebudayaannya sendiri, menghiasi ruang-ruang hampa dengan keindahan karya seni. Setiap hari manusia menikmati karya seni dari berbagai macam peristiwa alam dan hasil karya manusia itu sendiri.
            Seni adalah ekspresi yang dituangkan ke dalam berbagai media (perantara) dengan beragam gaya dan cara untuk mewakili segala aspirasi (kehendak) pelakunya (NC). Banyak orang yang kesulitan menjelaskan secara gamblang definisinya, begitu juga dengan musik. Berbagai renungan telah lama dilakukan oleh para filsuf untuk menemukan definisinya, namun sampai sekarang belum juga tercapai satu kesepakatan yang utuh mengenai kesejatian maknanya. Mungkin hal itu juga yang menyebabkan golongan masyarakat tertentu kurang begitu paham tentang fungsi serta peranan seni (musik khususnya) dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sudah mulai mendengar suara-suara sejak dalam kandungan. Mendengar lantunan merdu suara ibu, nyanyian burung, kidung alam dan lain sebagainya. Sejak saat itulah manusia telah menikmati berbagai macam karya seni. Hingga kelak di akhirat nantinya manusia akan terus bersanding dengan berbagai macam karya seni, keindahan surga dan seisinya.
          Secara teoritis musik dapat diartikan sebagai suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Musik sebagai bentuk ekspresi yang hanya bisa didengar dan dirasakan membuat masyarakat sulit untuk mengakui keberadaanya. Tidak seperti gambar di layar televisi setiap hari, musik cenderung kurang mendapat perhatian karena wujudnya hanya berupa bunyi-bunyian. Tapi apa jadinya sebuah drama tanpa ilustrasi musik? Tidak akan berkesan semua acara televisi tanpa iringan musik, dan tidak akan menarik cara berkomunikasi makhluk hidup jika suaranya tidak memiliki intonasi yang beragam. Bayangkan saja manusia berbicara dengan nada datar? Oleh karena itulah musik ada, untuk memberi warna pada kehidupan.
            Dewasa ini telah banyak masyarakat yang menyadari hal-hal tersebut di atas, beberapa diantaranya bahkan rela menghabiskan sisa waktunya untuk menemukan komposisi nada-nada terindah. Mulanya mereka melakukan hal tersebut demi kepuasan kemudian berlanjut pada cita-cita yang luhur yakni berbagi cerita dan keindahan melalui nada. Namun tidak sedikit juga yang tersesat untuk menemukan jalannya. Hal itu dikarenakan mereka kurang memiliki tekad yang kuat, niatnya pun bisa dibilang kurang bermutu untuk takaran manusia yang berpikir. Hal semacam inilah yang membuat masyarakat kembali bertanya, apakah benar musik itu memiliki fungsi? Kemudian pertanyaan ini akan terus berlanjut pada pertanyaan yang lebih menggemaskan lagi, mau jadi apa mereka yang belajar bermain musik? Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya untuk belajar bermain musik? Bahkan sekolah yang sejatinya adalah wadah bagi mereka yang hendak menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh pun kini telah kehilangan karismanya karena materi yang diajarkan tentang musik hanya sebatas teoritis semata tanpa menjelaskan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Maka dari itulah musik harus segera diperkenalkan kembali kepada khalayak umum dengan bahasa yang lebih sederhana, dengan analogi-analogi yang lebih tepat dan halus. Karena musik bukan sekedar rumusan kesepakatan. Musik ada untuk didengar, dirasakan, dan dipelajari sebagai ilmu.



27 Juli 2013
https://www.facebook.com/notes/niamul-chasib/bermain-musik/1392627674293683

Tidak ada komentar:

Posting Komentar